Sudah tiga minggu lebih erupsi Gunung Semeru menerjang beberapa wilayah di Kabupaten Lumajang. Duka warga terdampak seakan masih belum hilang sampai detik ini.
Trauma, ketakutan, dan syok akibat kehilangan keluarga, kerabat, hewan ternak serta tempat tinggal saat bencana yang terjadi pada Sabtu, 4 Desember 2021 masih teringat di benak mereka.
Melihat kondisi itu, GUSDURian Peduli berupaya hadir ditengah-tengah mereka dengan memberikan beragam bantuan kepada warga terdampak erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa ini.
Selain sembako, sayap kerja Jaringan GUSDURian ini juga memberikan bantuan trauma healing, potong rambut dan warung gratis kepada warga yang mengungungsi di rumah-rumah warga serta wilayah terisolir.
Tidak hanya itu, GUSDURian Peduli bekerjasama dengan PT INKA, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), memberikan pelayanan medis gratis kepada warga beserta anak-anaknya.
Beberapa lokasi yang menjadi sasaran GUSDURian Peduli seperti Desa Penanggal, Desa Sumbermujur, Dusun Bondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro dan lain sebagainya.
Falensianus Anugerah Yunianto, Relawan GUSDURian Peduli mengatakan beragam bantuan yang diberikan tersebut tidak hanya sekedar trauma healing ataupun warung gratis seperti pada umumnya.
Antok Mbeler, sapaan akrabnya, menjelaskan jika bantuan trauma healing, potong rambut serta warung gratis yang diberikan GUSDURian Peduli ini dikonsep untuk semua kalangan. Mulai anak-anak hingga orang tua.
”Jadi, trauma healing hingga warung gratis yang kita berikan ini tidak hanya menyasar anak-anak, melainkan juga orang tuanya,” kata dia kepada CoverBothSide.com, Sabtu, 25 Desember 2021.
Meski dikonsep untuk semua kalangan, lanjut Antok, trauma healing hingga warung gratis yang gelar GUSDUrian Peduli untuk warga terdampak erupsi Gunung Semeru dibuat berbeda antara anak-anak dan orang tuanya.
Untuk anak-anak, Antok Mbeler mengatakan GUSDURian Peduli mengajak mereka belajar, bermain dan bernyanyi bersama badut-badut berkarakter Bumblebee serta Upin & Ipin yang dibawakan oleh Gusdurian Mojokutho Pare.
Sedangkan untuk orang tuanya, dia menyampaikan GUSDURian Peduli mengajak mereka ngobrol santai dan memberikan motivasi untuk bangkit dari duka pasca bencana erupsi Gunung Semeru.
Oleh karena itu, Antok Mbeler menyebutkan bantuan berupa trauma healing dan warung gratis yang diberikan GUSDURian Peduli ini dilakukan dua kali dalam satu hari yakni pagi dan malam hari.
”Konsep seperti ini perlu, sebab warga butuh teman ngobrol dan suntikan semangat untuk bangkit dari duka. Makanya, kehadiran kita di tengah-tengah harus membangun kepercayaan mereka bahwa kita ini saudara dan sahabatnya,” kata dia.
Terbukti, dengan menggunakan konsep tersebut, Antok Mbeler menyebutkan respon masyarakat sangat baik kepada GUSDURian Peduli saat memberikan trauma healing hingga warung gratis.
Salah satunya saat di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro. Antok Mbeler menyebutkan pengungsi erupsi Gunung Semeru di lokasi tersebut sangat senang dengan kehadiran tim GUSDURian Peduli.
Bahakan, pengungsi yang rata-rata dari Dusun Curah Kobokan dan Kajar Kuning, Desa Supiturang ini menurutnya tidak mau ditinggalkan hingga ditawari untuk makan bersama.
Begitu halnya saat di Dusun Bondeli Selatan, Antok Mbeler mengatakan anak-anak maupun orang tuanya sangat antusias dengan kehadiran tim GUSDURian Peduli.
Bahkan, kata dia, tim GUSDURian Peduli diantar pulang oleh anak-anak warga terdampak erupsi Gunung Semeru melintasi jembatan gantung yang merupakan satu-satunya akses ke lokasi pengungsian.
”Ini bukti mereka butuh teman yang memberi kepercayaan dan semangat untuk bangkit. Dari awalnya hanya sekedar jagongan hingga ditawari bakar-bakar bebek,” ungkap Antok yang juga Koordinator Gusdurian Mojokutho Pare.
Sebagaimana diketahui, erupsi Gunung Semeru melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Malang pada Sabtu, 4 Desember 2021. Berdasarkan data BNPB per Jumat, 24 Desember 2021, sebanyak 51 orang telah ditemukan meninggal dunia dan 9 ribu lebih warga mengungsi di 401 titik pengungsian.
BNPB juga mendata kurang lebih 1.027 rumah warga, satu fasilitas kesehatan, 25 sekolah dan 19 tempat ibadah terdampak bencana erupsi Gunung Semeru tersebut.
Tidak hanya itu, satu jembatan yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang putus. Sampai saat ini, Pemerintah masih berupaya mempercepat pembangunannya.***